Dewasa ini, dimana Informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah oleh semua orang, adalah suatu hal yang sangat menguntungkan. Pasalnya, dengan begitu banyak varian media alternatif seperti mesin pencari dan sosial media, masyarakat dapat memperoleh informasi sebanyak – banyaknya. Semua golongan masyarakat, dari kelas atas seperti dokter, pengusaha hingga dosen, atau kelas menengah hingga golongan bawah yang bahkan tanpa disiplin ilmu sekalipun bisa mendapatkan informasi apapun yang mereka mau.
Namun coba tanyakan sesuatu pada smartphone yang sedang anda saku atau genggam sekalipun itu, sentuh salah satu dari fitur mesin pencari didalamnya dan tanyakan;
“Apakah merokok di tempat umum dapat menambah tingkat kepercayaan diri seseorang?”
Jika jawabannya iya, selamat. Mungkin anda beruntung
karena mendapatkan jawaban yang sesuai dengan apa yang anda pikirkan. Karena
anda dapat merokok kapan dan dimana saja anda mau! Maka sial sekali nasib para
ahli, termasuk para dokter yang membuang waktu untuk meneliti dan mungkin
memberitahu anda hal sebaliknya.
Mengutip dari “The Death of Expertise”
, masyarakat sekarang hidup pada era post-fact, dimana itu adalah masa yang
sangat berbahaya bagi masyarakat dalam berbagai hal. Terutama berkaitan dengan
mudahnya akses informasi, juga mengenai peranan media sosial yang secara penuh
bertanggung jawab dalam memelihara kultus ketidaktahuan masyarakat melalui
kasus – kasus yang menggugah penalaran dan rasionalitas serta kontrol terhadap
cepat dan lambatnya arus informasi. Dengan kata lain masyarakat telah mengalami bias
informasi karena tersesat dalam fitur mesin pencari. Hal ini pula yang
menyebabkan mengapa banyak sekali informasi palsu atau hoax yang beterbangan di lingkup masyarakat, bahkan tidak jarang pula masyarakat yang kekeh pada informasi yang
mereka pegang tanpa sumber kredibel dari para ahli.
Penulis : Ghozi Hiban
Post a Comment