Kamis, 2 Februari 2023, Tegal - Tidak bisa dipungkiri lagi, trend dalam kancah dunia permusikan satu-persatu mulai aktif dan bisa dinikmati lagi, terutama di beberapa kota-kota besar yang mulai masif mengadakanya hampir setiap minggu sejak peristiwa pandemi covid-19 dua periode yang lalu. Mulai dari beberapa Event dan Gigs berbagai sub genre seperti pop, rock, sampai musik-musik melankolis dan Punk! Sekalipun itu tentu saja.
Mengutip essai sampah pam "Akuilah bahwa kita adalah pecundang" Radical stay real press tahun 1999. Seperti juga kebudayaan-kebudayaan mainstream lainya yang tidak pernah berubah menjadi sebuah bentuk gerakan nyata, kebudayaan punk pun demikian adanya. Kalimat-kalimat seperti "punk movement, revolution, fuck the system" lain sebagainya seperti tidak terealisasikan dengan baik dan hanya menjadi penghias lagu-lagu juga desain-desain dari band yang berkecimpung di dalam scene. Pesan-pesan yang disampaikan dalam lirik pun hanya seperti menempati bagian kedua setelah musik, asalkan musik sudah cukup keras maka segalanya bisa dianggap beres.
Respect for my generation #4 Ahad (22/01/2023) Pekiringan — Banjaran kabupaten Tegal, adalah salah satu buah dari pada hasil kolektiv teman-teman Punk yang berbentuk sebuah Gigs disambut hangat oleh warga sekitar, walaupun keseluruhan dari partisipan adalah Punk atau yang lebih dikenal masyarakat luas sebagai pemuda urakan, anak jalanan yang tidak mempunyai masa depan dan stigma-stigma negatif lainya, ternyata juga mampu merubah sesuatu seperti itu, seperti yang disebutkan dalam essai sampah pam.
"Memang banyak temen-temen Punk lainya yang ada dijalan, tapi ngga semua dari mereka di jalanan itu punk semua. Ada juga anak-anak jalanan yang hanya suka kebebasan tapi ngga mau tanggung jawab sama kebebasan mereka sendiri. Yaa intinya bebas deh. Padahal kalo hanya bebas, itu ngga bisa disebut punk" Kata Rudi.
Berawal dari gerakan kolektiv dengan kesadaran mengenai rendahnya minat baca di indonesia terutama dalam wilayah desa itu sendiri, bakti sosial seperti kepada korban bencana alam, food not bom, pasar gratis, santunan pada anak yatim dll. Mereka berhasil mengubah pandangan-pandangan buruk tersebut.
"Justru, yang salah itu pandangan orang-orang itu sendiri yang ngomongin kita sebagai sesuatu seperti sampah masyarakat. Padahal selagi itu hanya penampilanya yang kotor, urakan bukan dari pikiran kaya koruptor, bersih tapi maling kan sama saja bohong.
Juga adanya kita semua kumpul itu yaa, karena punya satu sudut pandang yang sama, bukan karena apa - apa seperti panggilan minum saja, tapi lebih bersilaturahim dengan teman Punk lainya" Kata Pagla
Penulis : Ghozi hiban.
Mantapp sekalii
BalasHapusCakeppp ��
BalasHapus