Ilustrasi toilet bersama |
Opini
Seharusnya, minimal ketersediaan toilet di lembaga pendidikan harus ada dua, yaitu toilet khusus laki-laki dan toilet khusus perempuan.
Hal ini berkaitan dengan keadilan gender, yang mana perempuan memiliki kebutuhan untuk mengakses toilet lebih lama berkaitan dengan keadaan biologis perempuan mengalami menstruasi.
Ketika mengalami menstruasi, perempuan sangat membutuhkan toilet yang bersih dan nyaman tanpa perlu khawatir mendapat gangguan karena ada yang menunggu di luar.
Selain itu, faktor kesehatan perempuan ketika menstruasi dan harus mengakses toilet juga harus diperhatikan.
Sebagai lembaga pendidikan, FISIP harus sadar betul kondisi ini dengan memberikan hak pada mahasiswi perempuan dalam mengakses toilet.
Seperti menyediakan toilet khusus perempuan, yang di dalamnya lengkap dengan fasilitas seperti tempat sampah, gantungan sampai sabun cuci tangan, karena dalam kondisi menstruasi perempuan perlu menggunakan toilet dengan kenyamanan lebih.
Selain kondisi biologis dan kesehatan perempuan saat menstruasi yang berkaitan dengan kebutuhannya dalam mengakses toilet yang nyaman, mahasiswi perempuan yang berhijab juga membutuhkan kenyamanan dalam mengakses toilet.
Mereka terkadang mengakses toilet untuk merapikan rambut yang mereka percayai adalah aurat, dan oleh agama yang mereka yakini aurat itu tidak boleh dilihat oleh lawan jenis.
Toilet yang bisa diakses oleh semua gender, membuat mereka tidak nyaman karena dikhawatirkan ketika mereka sedang membenahi penutup aurat (kerudung) ada laki-laki di luar toilet yang menunggu gantian menggunakan toilet.
Penulis melakukan survey pada hari Sabtu (24/9/2022) dengan mengirim link google form kepada sejumlah mahasiswi perempuan di FISIP. Dari survey ini ditemukan keluhan terkait minimnya jumlah toilet mahasiswa di FISIP oleh mahasiswi perempuan.
Mereka beralasan tidak nyaman harus menggunakan toilet yang juga bisa diakses oleh mahasiswa laki-laki.
Salah satu komentar mahasiswa seperti ini, "Menurut saya kebutuhan pria dan wanita dalam penggunaan toilet itu kan berbeda, kebersihan toilet juga harus lebih diperhatikan di FISIP UPS Tegal. Buat saya (wanita) yang harus menggunakan toilet campur dengan pria itu agak terganggu. Semisal ingin memperbaiki hijab terus tiba-tiba ada pria yang masuk toilet kan jadinya canggung,".
Ada juga yang merasa tidak nyaman, dan harus ke toilet fakultas lain, "Sangat tidak nyaman. Masa setiap kebelet harus cari toilet di gedung Fakultas lain sih”.
Kemudian ada yang membandingkan minimnya toilet di FISIP dengan pembayaran setiap semester mahasiswa.
Mahasiswi ini beralasan ia setiap semesternya harus bayar, tetapi kondisi toilet di FISIP tidak juga dibenahi.
“Gedung segede itu masa fasilitas toilet cuma satu dan campur. Toh kita juga mahasiswa yang membayar SPP setiap semesternya tapi kok ngga mendapat fasilitas yang layak dan nyaman seperti toilet perempuan”.
FISIP sebagai lembaga pendidikan harus memperhatikan kondisi tersebut dengan menyediakan toilet khusus perempuan dengan segala fasilitas di dalamnya, karena merupakan hak yang sepatutnya diberikan kepada mereka dengan mengedepankan nilai keadilan, bukan kesamaan.
Penulis : Syifa Fadilah
Post a Comment