"Karena saya mengajar dari hati dan berdasarkan cinta," kata Oemi Hartati pada Selasa, (29/3) siang. |
LPM Prapanca - Dra. Oemi Hartati, M.Si merupakan sosok dosen yang begitu bersahaja, dekat dan hangat dengan mahasiswa. Ia dikenal sebagai pribadi yang baik dan murah hati. Sifatnya yang lembut dan keibuan, membuat mahasiswa kerasan saat bersamanya.
"Karena saya mengajar dari hati dan berdasarkan cinta," kata Oemi Hartati pada Selasa, (29/3) siang.
Ia mengaku selalu merasa senang ketika bersama mahasiswa. Hati nurani akan sepenuhnya ia curahkan untuk mahasiswa. "Bawaan saya selalu senang. Hati saya tulus dan selalu berusaha melakukan komunikasi dari hati ke hati dengan mahasiswa. Hati nurani saya sepenuhnya untuk mahasiswa," ungkapnya.
Oemi Hartati adalah salah satu dosen senior yang sudah 32 tahun ini mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di FISIP UPS Tegal. Ibu satu anak ini sekarang menjabat sebagai Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP. Selama karirnya, ia pernah menjabat sebagai dekan FISIP selama 11 tahun pada medio 1990 sampai 2001 lalu.
"Saya dipilih oleh mahasiswa. Karena waktu itu sistemnya demokrasi pemilihan langsung oleh civitas akademika fakultas seperti dosen, karyawan dan mahasiswa. Banyak civitas akademika dan terutama mahasiswa memilih saya," katanya.
Pilihan mahasiswa saat itu tepat. Ketika Oemi menjabat sebagai dekan FISIP, dia membuat kebijakan menghapus sistem Semester Pendek (SP) yang dinilai oleh alumnus Universitas Diponegoro dan Universitas Jenderal Soedirman ini membebani ekonomi keluarga mahasiswa.
Meski menuai pro dan kontra, ia tetap teguh pada pendirian dan tetap melanjutkan kebijakan tersebut, karena baginya mahasiswa bisa tetap mendapatkan haknya tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
"Saya memberi tugas kepada mahasiswa yang sifatnya bukan SP, tapi hanya tugas tambahan. Sehingga mahasiswa tetap mendapat haknya belajar, memperbaiki nilai tanpa perlu keluar biaya tambahan," ungkapnya.
Dosen senior berusia 63 tahun ini selalu menganggap mahasiswa sebagai kawan dalam meningkatkan keilmuan. Tidak pernah terbesit sedikit pun dalam hatinya menjadikan mahasiswa sebatas objek akademik.
Sebabnya, ada satu momen dalam perjalanan karirnya sebagai dosen yang membuat Oemi Hartanti sampai sekarang begitu lembut pada mahasiswa yang diampunya. Momen itu terjadi tatkala dirinya masih menjadi tenaga pengajar di UIN Walisongo semarang.
Diketahui, sebelum berkarir di UPS, Oemi Hartati pernah menjadi dosen selama hampir 5 tahun di UIN Walisongo Semarang yaitu pada tahun 1985 hingga 1989. Saat itu dirinya merupakan dosen muda dan mengaku masih minim pengalaman mengajar.
"Saya baru menyadari setelah kejadian itu. Waktu itu karena saya dosen muda, pakaian saya sedikit nyentrik. Kemudian ada salah satu mahasiswa mengkritik cara saya berpakaian. Mahasiswa ini dulunya adik tingkat saya di organisasi, tapi saya lupa. Tujuan dia mengkritik itu agar saya ingat dia. Tapi karena saya sedikit kesal langsung saya beri nilai dia D. Padahal tujuan dia mengkritik saya bukan untuk mencemooh, tapi untuk kembali mengingatkan diri saya tentang dia," ungkapnya.
Momen itu membuat Oemi kecewa pada diri sendiri. Setelah itu ia berjanji pada diri sendiri untuk selalu menahan emosi.
"Itu membuat diri saya sendiri kecewa, dan belajar untuk selalu menahan emosi. Saya tidak boleh langsung emosi, dilihat dan didengarkan dulu apa kritiknya. Jangan langsung marah. Momen itu membuat saya sadar jika ada orang mengkritik berarti dia itu cinta, tidak boleh langsung dianggap kritik itu jelek dan ditanggapi dengan emosi," lanjutnya.
Kecintaannya pada mahasiswa di FISIP umumnya, membuatnya selalu mengharapkan yang terbaik. Ia berdoa agar kelak mahasiswa FISIP nanti bisa menjadi agen perubahan sosial masyarakat sesuai basic keilmuan mereka. Mahasiswa Ilmu Pemerintahan banyak dari mereka menjadi pemimpin. Mahasiswa Ilmu Komunikasi ilmunya dapat bermanfaat, dan bisa digunakan untuk menjembatani masyarakat.
"Untuk FISIP semoga bisa lebih maju, apalagi sekarang banyak dosen muda di sini. Diharapkan akan semakin banyak inovasi dari mereka menuju perubahan-perubahan yang kita harapkan. Keseluruhannya semoga intelektualis kita bisa menjadi agen perubahan bangsa ke arah yang lebih baik," katanya.
Diusia senja, tidak lama lagi Oemi Hartanti akan purna tugas sebagai tenaga pengajar. Ia berharap selepas pensiun nanti dapat menikmati lebih banyak waktu dan momen-momen indah bersama keluarga.
Penulis : Satria S. Pamungkas
Post a Comment